test

Help me make the day, today. A fabulous one. Full of love, bless, and luck. Thank You. Amen

Kamis, 05 Februari 2009

Menunggu

Di kekosongan ruang lelaki itu menunggu.
Berkali-kali ia menoleh ke jendela di samping kanannya.
Namun bayang-bayang yang diharapkannya muncul tak juga ada.
Masih teringat dan tersimpan rapat entah di mana di bagian memorinya, deretan kalimat terucap dan mengundang harapan dan dipenuhi.

Lewat sekitar satu jam, kembali matanya memandang jendela itu.
Tetap. Hampa.
Sedikit keraguan menetes di pegangan hatinya.
Tapi belum juga ia ragu. Yakinnya cukup kuat pada sang janji.
Ia yakin. Pasti akan datang.
Pasti.

Kali ini hampir setiap menit ia melirik jendela yang terang tanpa sekelebat pun bayang.
Hampa. Memang.
Tapi ini layak untuk ditunggu. Karena dia percaya.
Terus percaya dengan segala rasa hormatnya pada sang bayang.

Ia tetap menunggu. Ada bosan. Memang.
Tapi tetap ia menoleh. Setiap menit.
Mungkin memang menunggu yang hanya bisa Ia lakukan.
Tak apa-apa.
Mungkin akan cukup terhormat untuk menghormati sebuah janji yang datang dari sebuah cinta.
Yang tipis dan rentan.

Ya.
Kerena ia menunggu dengan cinta.
Dan itu cukup layak.
Paling tidak saat ini lelaki itu berpikir demikian.

Ia tetap di sana.
Di kekosongan ruang. Tersenyum menunggu.

Tidak ada komentar: